Fakta Seputar Kebakaran Hutan Yang Mengejutkan Orang


Kebakaran hutan adalah peristiwa yang bakal membuat siapapun merasa ngeri. Pasalnya saat kebakaran hutan terjadi, apapun yang ada di atas tanah bakal hancur dilalap si jago merah. Namun Selain efek destruktif yang ditimbulkannya, ada hal-hal lain seputar kebakaran hutan yang tidak banyak diketahui orang. Berikut ini adalah 5 fakta menarik seputar kebakaran hutan yang patut anda ketahui.

Kebakaran Hutan Bisa Menciptakan Awan

Kebakaran Hutan Bisa Menciptakan Awan
Menyaksikan kebakaran hutan bak menyaksikan neraka yang sedang tercipta di atas Bumi. Pasalnya api yang timbul bisa melahap jutaan hektar lahan. Namun saat kebakaran hutan timbul, dampak yang tercipta bukan hanya dapat dirasakan di atas tanah.

Saat kobaran api besar tercipta, apinya juga akan memanaskan udara yang ada di atasnya. Akibat memuai terkena panas dari api, udara tersebut naik hingga membubung tinggi. Karena suhu di ketinggian lebih rendah dibandingkan suhu di permukaan Bumi, udara tersebut berubah menjadi awan yang mengandung muatan air.

Awan yang tercipta akibat kebakaran hutan dikenal sebagai pyrocumulus. Jika awan yang tercipta adalah awan yang berpotensi menimbulkan hujan badai, maka awannya disebut sebagai awan pyrocumunolimbus.

Awan tersebut memang bisa menurunkan hujan yang membantu memadamkan kebakaran hutan di bawahnya. Namun keberadaan awan juga bisa menyulitkan upaya pemadaman api karena angin yang timbul menyebabkan kebakaran malah semakin luas.

Jika anginnya cukup kencang, anginnya bisa menjadi angin puyuh atau tornado yang bakal meluluhlantakkan apapun di jalurnya. Sahabat anehdidunia.com Tornado yang tercipta akibat kebakaran hutan pernah muncul di negara bagian California, Amerika Serikat, pada tahun 2018.

Inilah Kebakaran Hutan Paling Mematikan di Dunia

ilustrasi Inilah Kebakaran Hutan Paling Mematikan di Dunia
Bulan Oktober 1871 merupakan bulan kelabu dalam sejarah kota Chicago, Amerika Serikat. Pasalnya di bulan tersebut, terjadi kebakaran hebat yang berlangsung pada tanggal 8 hingga 10 Oktober. Akibat api yang menjalar masuk hingga ke dalam kota, sebanyak 300 orang harus kehilangan nyawanya, Kebakaran ini juga menyebabkan kerugian material hingga 200 juta dollar.

Seusai kebakaran, hukum darurat militer sempat diberlakukan di kota Chicago selama beberapa pekan untuk mengantisipasi maraknya penjarahan dan tindak kejahatan di lokasi bekas terjadinya kebakaran. Saat kota Chicago dibangun kembali, topik mengenai cara mengantisipasi kebakaran menjadi topik yang ramai dibahas pada masa kampanye politik di kota tersebut.

Kebakaran di kota Chicago sendiri bukanlah satu-satunya kebakaran terbesar yang pernah terjadi di Amerika Serikat pada bulan tersebut. Pada tanggal 8 Oktober, terjadi kebakaran hutan hebat yang menghanguskan hampir 500.000 hektar lahan.

Kebakaran tersebut bermula ketika muncul api yang menyala di lahan pertanian kering di Wisconsin. Akibat kebakaran ini, sebanyak lebih dari 1.200 orang harus meregang nyawa. Kebakaran ini juga dikenal dengan nama Kebakaran Peshtigo di mana Peshtigo adalah nama dari kota yang hancur akibat kebakaran ini.

Saking parahnya kebakaran tersebut, kota Peshtigo sampai menghilang dari peta seusai kebakaran. Meskipun dampak yang ditimbulkannya begitu dahsyat, kebakaran ini tidak begitu menarik perhatian media pada masa itu karena masih kalah pamor dibandingkan peristiwa kebakaran di Chicago.

Pohon Ini Tercipta Untuk Hancur dalam Kebakaran Hutan

gasoline tree
Australia merupakan benua terkecil di dunia. Meskipun kecil, Australia memiliki bentang alam yang amat beragam. Bentang alam seperti gurun yang tandus hingga hutan yang lebat semuanya dapat dijumpai di benua tetangga Indonesia ini. Tidak jarang hutan yang berada di Australia menjadi korban kebakaran hutan, khususnya saat musim panas tiba.

Pohon eucalyptus atau kayu putih adalah nama dari pohon khas Australia yang bisa tumbuh hingga setinggi 50 meter lebih. Sahabat anehdidunia.com apa yang membuat pohon ini begitu menarik adalah pohon ini nampaknya tercipta untuk membantu kebakaran hutan. Saking mudahnya api membesar saat mengenai pohon eucalyptus, pohon yang bersangkutan sampai menyandang julukan “pohon bensin” (gasoline tree).

Saat daun pohon eucalyptus berguguran dan menumpuk di lantai hutan, timbunan dun tersebut menjadi media yang ideal bagi api untuk menjalar ke seantero lantai hutan. Kemudian saat kulit pohonnya terkelupas hingga menjuntai ke bawah, api yang timbul bisa naik ke atas ranting melalui kulit pohon tersebut.

Pohon eucalyptus juga banyak mengandung senyawa minyak yang mudah terbakar sehingga jika pohon ini terbakar, api yang tercipta bisa amat besar. Lantas, mengapa pohon eucalyptus memiliki karakteristik yang membuatnya begitu mudah lenyap dalam kebakaran hutan?

Jawabannya adalah karena pohon ini memiliki benih yang tahan api. Saat kebakaran di suatu wilayah sudah berlalu, biji-biji pohon eucalyptus yang tertinggal di lokasi kebakaran akan bertunas. Abu yang tercipta dari kebakaran hutan kemudian menjadi sumber zat hara bagi generasi baru pohon eucalyptus.

Ada Burung yang Bisa Menciptakan Kebakaran Hutan

Milvus migrans
Kebakaran hutan yang tercipta secara alamiah muncul ketika ada petir yang menyambar dan menciptakan kobaran api kecil. Api tersebut kemudian membesar akibat banyaknya timbunan kayu serta daun kering yang mudah terbakar di sekitarnya

Selain akibat faktor cuaca semisal angin, fauna setempat ternyata juga turut memiliki andil dalam bencana kebakaran hutan. Fauna yang dimaksud di sini adalah burung-burung spesies tertentu semisal burung elang hitam (Milvus migrans). Hal tersebut pernah dijumpai dalam kasus kebakaran hutan di Australia. 

Saat terjadi kebakaran hutan di suatu lokasi, pada awalnya burung-burung tersebut akan berkumpul di sekitar lokasi kebakaran. Mereka kemudian akan menyambar ranting yang tengah terbakar, membawanya terbang hingga radius sejauh lebih dari 1 kilometer, dan kemudian menjatuhkan ranting tadi secara sengaja ke tempat yang masih belum terbakar.

Menurut ilmuwan, tindakan tadi dilakukan oleh burung untuk memudahkannya mendapatkan mangsa. Saat kebakaran hutan terjadi di suatu lokasi, hewan-hewan semisal tikus dan kadal yang tadinya bersembunyi terpaksa keluar dari lubang persembunyiannya. Ketika mereka sedang berada di tempat terbuka itulah, mereka jadi lebih mudah diserang oleh burung pemangsa yang sudah menunggu kemunculan mereka.

Kebakaran Hutan Ternyata Memiliki Manfaat Bagi Lingkungan

Kebakaran Hutan Ternyata Memiliki Manfaat Bagi Lingkungan
Setiap tahunnya, kebakaran hutan terjadi di berbagai belahan dunia. Di Amerika Serikat saja, pada tahun 2018 sebanyak hampir 4 juta hektar lahan menjadi korban kebakaran hutan. Kita sering menganggap kebakaran hutan sebagai bencana yang tidak memiliki manfaat sama sekali. Namun sebenarnya, kebakaran hutan yang muncul secara alamiah ternyata memiliki dampak positif bagi lingkungan.

Setiap beberapa tahun sekali, kebakaran hutan kerap muncul secara alamiah. Saat suatu lahan sudah dilalap habis oleh api, tunas dan pohon muda kemudian akan bermunculan di bekas lokasi kebakaran. Munculnya tanaman-tanaman tadi kemudian akan memikat kedatangan hewan untuk tinggal di dalamnya sehingga ekosistem pun teralhir kembali.

Fenomena ini lantas dimanfaatkan oleh lembaga lingkungan semisal WWF untuk membuat kebakaran hutan secara berkala. Selain untuk membantu meremajakan lahan hutan, membuat kebakaran hutan secara berkala membantu mencegah munculnya kebakaran hutan yang terlalu besar di masa depan akibat terlalu banyaknya timbunan kayu kering yang terakumulasi.

Meskipun begitu, hal tersebut tidak lantas menandakan kalau kebakaran hutan pasti membawa manfaat dan bisa dilakukan tanpa perhitungan. Sahabat anehdidunia.com sebagai contoh, kaum pengusaha maupun petani kerap membakar hutan secara sengaja supaya lahannya bisa dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan.

Jika hal itu yang terjadi, maka peremajaan hutan tidak akan terjadi karena lahannya digunakan untuk menanam tanaman perkebunan. Justru lahan tersebut sesudah itu bisa jadi malah berubah menjadi tandus dan tidak bisa lagi ditumbuhi oleh tanaman karena zat haranya sudah tersedot habis. Penggunaan zat kimia untuk membasmi hama juga membuat lahannya semakin tidak bersahabat bagi ekosistem.